Kamis, 05 Desember 2019

Layu



sempat ramai, membuat sendiri hilang makna seketika
alam bagian mana saja mendukung bahagia, dibalik awan mendung berbalut luka
menjadi penguasa diri, yang mengubah raga hanya menjadi peraga
bukan lagi perasa sesungguhnya, melainkan sudah ditaburi beberapa bumbu lain diri sendiri
bersorak ramai
melupakan tataan bagaimana setelahnya
hanya menikmati bagian ini saja, yang spontan tercipta meskipun selalu menyimpang dari nyata
padahal jatuh adalah bagian terakhirnya
-
kemudian meminta untuk baik baik saja setelah tidak sama sekali merubahnya
meminta untuk lebih baik dari hari ini, padahal hari ini akan lampau
penyebutan masa depan sejauh apa yang diinginkan? bukankah setiap hari esok adalah masa depan? sabtu maupun minggu
ingin ataupun tidak, akan bertemu dengan semua yang lebih menyeramkan
meskipun layu, redup, sirna dan hampa mempunyai satu makna
kosong yang tidak mempunyai makna pun, bernyawa setelah kamu membacanya 
memikirkan semua mimpi akan membuat tidak pernah tekun untuk salah satunya
meminta semua menjadi nyata, tapi lelah selalu dikeluh
tanpa mau berjalan lebih jauh, tanpa mau berfikir lebih banyak, tanpa mau berkata apa apa
maunya dihampiri ombak tanpa mau tenggelam 

siapa yang paling terang

tak ada warta, tak ada warna  menjenguk arang yang ditinggalkan apinya  menyapa tanah basah yang kehilangan jejaknya  memanggil hujan dengan...