kembali kubuka
lontar lusuh yang penuh dengan namamu
kembali kukenang
saat tawa tangis berdenyut seimbang
kita memesan takdir
di hadapan sungai tenang
tak ada arus berlawanan
tak ada angin kencang
lalu menadah tangan,
memesan untuk terus mekar,
memesan tak ada layu yang dipersembahkan,
namun pesanan tak sampai
bagaimana dengan doamu?
apakah masih memanggil namaku?