Selasa, 05 November 2019

Yay, I got you!


Kemudian saat aku menjadi satu-satunya kegelapan yang tidak mempunyai terang, kamu datang sebagai sabit yang sederhana. Sebagian, tapi mampu mendamaikan semuanya. Tidak hanya menjadikanku terang, tetapi mau bersamaku dalam kegelapan. 

Bersembunyi dimana selama ini? Dibalik dinding besi atau dibalik lukamu sendiri? Jangan mau lagi menjadi siapapun. Kamu datang sebagai dirimu sendiri dan harus bersamaku dengan itu. Biar kita menjadi naturalnya kita. 

Kita ada untuk sebuah cerita yang belum pernah kutulis sebelumnya dan akan menjadi cerita yang kutulis selamanya. Kamu sedang banyak-banyaknya memenuhi pikirianku dan akan selalu seperti itu. Kalau kutulis semua, tanganku menjadi abu, tapi aku mau kamu tau ceritaku. Makanya, duduk di sampingku saja ya? Nanti aku ceritakan semuanya, apa saja.

Tidak usah membuang lelah untuk mencari pagi lagi, pagimu disini sudah siap untuk kejutanmu yang belum ku tau. Aku harap kamu juga seperti itu.

Matahari akan tetap cantik seperti itu setiap harinya. Ia akan tetap cerah, ada atau tidaknya kita nantinya, kamu dan aku sudah berusaha sepenuhnya.

Dalam sedikit waktu tetapi mampu membuat damai kedua luka. Tapi setelah ini, semua waktu yang kita ambil untuk bahagia bersama, ya?

Jangan takut dengan mendung dalam cerita kita, kamu kan sabit yang menemani pagi, seharusnya kita sama-sama kuat untuk tetap terang. 

Kalaupun air yang membawamu ke pesisirku, aku berterima kasih banyak karna air itu mampu membawa anugrah terbesar untukku, itu kamu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

siapa yang paling terang

tak ada warta, tak ada warna  menjenguk arang yang ditinggalkan apinya  menyapa tanah basah yang kehilangan jejaknya  memanggil hujan dengan...