Kemudian saat aku menjadi satu-satunya kegelapan yang tidak
mempunyai terang, kamu datang sebagai sabit yang sederhana. Sebagian, tapi
mampu mendamaikan semuanya. Tidak hanya menjadikanku terang, tetapi mau
bersamaku dalam kegelapan.
Bersembunyi dimana selama ini? Dibalik dinding besi atau
dibalik lukamu sendiri? Jangan mau lagi menjadi siapapun. Kamu datang sebagai
dirimu sendiri dan harus bersamaku dengan itu. Biar kita menjadi naturalnya
kita.
Kita ada untuk sebuah cerita yang belum pernah kutulis
sebelumnya dan akan menjadi cerita yang kutulis selamanya. Kamu sedang banyak-banyaknya memenuhi pikirianku dan akan selalu seperti itu. Kalau kutulis semua, tanganku menjadi abu, tapi aku mau kamu tau ceritaku. Makanya, duduk di sampingku saja ya? Nanti aku ceritakan semuanya, apa saja.
Tidak usah membuang
lelah untuk mencari pagi lagi, pagimu disini sudah siap untuk kejutanmu yang belum ku tau. Aku harap kamu juga seperti itu.
Matahari akan tetap cantik seperti itu setiap harinya. Ia
akan tetap cerah, ada atau tidaknya kita nantinya, kamu dan aku sudah berusaha sepenuhnya.
Dalam sedikit waktu tetapi mampu membuat damai kedua luka. Tapi
setelah ini, semua waktu yang kita ambil untuk bahagia bersama, ya?
Jangan takut dengan mendung dalam cerita kita, kamu kan sabit
yang menemani pagi, seharusnya kita sama-sama kuat untuk tetap terang.
Kalaupun air yang membawamu ke pesisirku, aku berterima kasih
banyak karna air itu mampu membawa anugrah terbesar untukku, itu kamu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar