Disini saja, nanti kamu lelah
Siapa yang akan menyuruhmu pergi?
Kamu
Kapan?
Setelah kamu tau semua mimpi burukku, jalan suramku, matinya bulanku yang menyisakan malam dalam waktu yang lama
Kamu lupa kita selalu terang?
Iya, saat ini
Lalu kenapa memilih pergi?
Kamu akan membenciku suatu saat nanti
Kamu bukan peramal yang handal
Memang, makannya biarkan aku pergi. Supaya ketika kamu membenciku aku mampu untuk tidak mengetahui
Karna benciku akan menyakitimu?
Tentu saja, siapa yang tidak sakit ketika dibenci oleh orang yang aku sayangi?
Siapa juga yang mau membenci orang yang aku sayangi?
Kamu bisa membenciku sekarang juga
Tapi aku tidak mampu, pun tidak mau. Kalau bisa melebihi rasa sayang, mengapa harus menanam benci?
Kamu berbohong.
Aku tidak pandai berbohong, apalagi kepadamu
Kamu benar akan disisiku?
Kamu akan melihat sendiri ketika terus menggenggam tanganku
Kamu pandai membuatku luluh
Bukan aku, tapi hatimu yang masih menyayangiku. Sudah, disini saja ya. Badaimu juga badaiku. Kamu bisa melewatinya tanpa harus melepasku
Kamu mau memelukku?
Tanpa kata tidak, sayangku. Kemarilah, kamu akan tenang dalam dekapku.
Aku menyayangimu
Aku tau sebelum kamu mengatakan itu. Kamu ingat, saat kita pertama bertemu?
Saat kamu selalu melempar senyum di depanku?
Iya, saat itu juga aku mengagumi semua tentangmu
Pun cerita suramku?
Semuanya. Semua yang pahit, akan aku ajak kau memandangnya dari sudut yang lebih terang.
Asal bersamamu, aku mau. Aku tidak akan melepaskanmu
Justru aku akan menggenggam tanganmu lebih kuat, sayangku. Menangislah sesukamu. Disini saja, bahuku sudah kuat
Boleh aku menangis?
Tidak ada larangan untukmu, asal kamu menjadi dirimu sendiri
Kalau puteri tidur di dongeng bangun, ia pasti memilihmu
Tapi aku tidak mau
Kenapa?
Kan aku sudah milikmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar