Selasa, 18 Februari 2020

Bicara Berdua

Aku mau pergi

Disini saja, nanti kamu lelah

Sebelum kamu memintaku, aku mau pergi dengan kehendakku

Siapa yang akan menyuruhmu pergi?

Kamu

Kapan?

Setelah kamu tau semua mimpi burukku, jalan suramku, matinya bulanku yang menyisakan malam dalam waktu yang lama

Kamu lupa kita selalu terang?

Iya, saat ini

Lalu kenapa memilih pergi?

Kamu akan membenciku suatu saat nanti

Kamu bukan peramal yang handal

Memang, makannya biarkan aku pergi. Supaya ketika kamu membenciku aku mampu untuk tidak mengetahui

Karna benciku akan menyakitimu?

Tentu saja, siapa yang tidak sakit ketika dibenci oleh orang yang aku sayangi?

Siapa juga yang mau membenci orang yang aku sayangi?

Kamu bisa membenciku sekarang juga

Tapi aku tidak mampu, pun tidak mau. Kalau bisa melebihi rasa sayang, mengapa harus menanam benci?

Kamu berbohong.

Aku tidak pandai berbohong, apalagi kepadamu

Kamu benar akan disisiku?

Kamu akan melihat sendiri ketika terus menggenggam tanganku

Kamu pandai membuatku luluh

Bukan aku, tapi hatimu yang masih menyayangiku. Sudah, disini saja ya. Badaimu juga badaiku. Kamu bisa melewatinya tanpa harus melepasku

Kamu mau memelukku?

Tanpa kata tidak, sayangku. Kemarilah, kamu akan tenang dalam dekapku.

Aku menyayangimu

Aku tau sebelum kamu mengatakan itu. Kamu ingat, saat kita pertama bertemu?

Saat kamu selalu melempar senyum di depanku?

Iya, saat itu juga aku mengagumi semua tentangmu

Pun cerita suramku?

Semuanya. Semua yang pahit, akan aku ajak kau memandangnya dari sudut yang lebih terang.

Asal bersamamu, aku mau. Aku tidak akan melepaskanmu

Justru aku akan menggenggam tanganmu lebih kuat, sayangku. Menangislah sesukamu. Disini saja, bahuku sudah kuat

Boleh aku menangis?

Tidak ada larangan untukmu, asal kamu menjadi dirimu sendiri

Kalau puteri tidur di dongeng bangun, ia pasti memilihmu

Tapi aku tidak mau

Kenapa?

Kan aku sudah milikmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

siapa yang paling terang

tak ada warta, tak ada warna  menjenguk arang yang ditinggalkan apinya  menyapa tanah basah yang kehilangan jejaknya  memanggil hujan dengan...