Padahal datangnya hanya
untuk menyenangkan hati dan membuang sepi
Kemudian setelah
mendapati tawa, pasti pergi entah kemana
Sempurna, berucap
seakan meyakinkan ucapan
Tidak perduli
keadaan sekitar, tidak perduli jika nantinya akan ingkar
Padahal sedang berbicara
dibalik kebohongan, tetapi masih saja dijadikan kebanggaan
Menjadikan kilah kenyamanan
sebagai umpan
Yang membuat selalu
saja percaya diri, dikira ia hanya mencintai satu saja
Dimana sebuah jati
diri? Tidak lelah selalu mencari kesana kemari padahal sudah dimiliki? Tidak
bisakah menetap kepada satu hati?
Selalu saja mencari
permpuan yang nantinya hanya dijadikan perumpamaan.
Hei
kau, seorang lelaki, kan?
Ingat, kau hanya mimiliki satu hati yang nantinya pun akan mati
Jangan menyombongkan diri, belagak memahami semua kuasa
Memang tidak semua sepertinya, tapi aku menyebutnya lelaki paling tidak
tau diri
Berpindah hati tanpa teka-teki
Seenak sendiri, tidak perduli sama sekali
Padahal nafas saja bergantung pada semesta, tapi gayanya bermimpi lebih
dari semestinya
Kamu tidak tau, yang secukupnya saja bisa membuat bahagia
Tidak melulu dengan kemewahan mobil gagahmu itu
Tidak juga tunduk dengan dompet ramaimu itu
Kamu, berlabuhlah.
Supaya punya lebih banyak kata yang diucapkan, supaya tau hidup seorang wanita yang masuk dalam perangkapmu, tidak melulu "lidah manis" mu itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar