| sudah kembali kepada waktu yang tak lagi berpihak kepada tanah yang tak lagi diinjak kepada liang yang tak lagi kosong kalau saja hari ini aku tau kau akan secepat ini menuju kembali, mau ku bacakan semua cerita tanganmu yang begitu nyata untuk orang lain kalau saja. Pak, dunia ini kian bersedih kehilangan cakra tulisnya kau memulai kesembuhan setiap hati yang terluka kau menemani setiap tulisan yang merasa sendiri kau adalah rupa semesta bekerja dengan sebaik-baiknya Pak, mahakaryamu akan tetap hidup mahakaryamu tak mampu untuk redup siapa berani mematikannya? tidak, sama sekali tidak. tidak ada yang mampu mengalahkan penamu sangat berarti untuk langkah beberapa orang memulai tulisan sepertiku Pak, tenanglah kau terpelihara semesta kau terjaga oleh hangat tanahnya kau terlindungi kasih sayang kita semua Hujan Di Bulan Juni itu, mendapatkan saingannya karena di bulan Juli pun, kian deras air matanya kami, selalu mendoakan kauberjalan sampai surga Selamat Jalan Sapardi Djoko Darmono, karyamu abadi. | |||
Minggu, 19 Juli 2020
Selamat Jalan Sapardi Djoko Darmono
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
siapa yang paling terang
tak ada warta, tak ada warna menjenguk arang yang ditinggalkan apinya menyapa tanah basah yang kehilangan jejaknya memanggil hujan dengan...
-
tak ada warta, tak ada warna menjenguk arang yang ditinggalkan apinya menyapa tanah basah yang kehilangan jejaknya memanggil hujan dengan...
-
terkadang waktu bagai buku lapuk yang tergeletak menyaksikan manusia meninggalkan jejak bergerak ke rumah pengabdian, beranjak dari keny...
-
Pernah hampir terbunuh sama pikiran sendiri. Entah darimana datengnya, apa alasannya. Pernah hampir rapuh karna langkah sendiri. Berjalan j...

Tidak ada komentar:
Posting Komentar