Minggu, 19 Juli 2020

Selamat Jalan Sapardi Djoko Darmono

                                        
sudah kembali
kepada waktu yang tak lagi berpihak
kepada tanah yang tak lagi diinjak
kepada liang yang tak lagi kosong
kalau saja hari ini aku tau kau akan secepat ini menuju kembali, mau ku bacakan semua cerita tanganmu yang begitu nyata untuk orang lain
kalau saja.


Pak,
dunia ini kian bersedih kehilangan cakra tulisnya
kau memulai kesembuhan setiap hati yang terluka
kau menemani setiap tulisan yang merasa sendiri
kau adalah rupa semesta bekerja dengan sebaik-baiknya


Pak,
mahakaryamu akan tetap hidup
mahakaryamu tak mampu untuk redup
siapa berani mematikannya? tidak, sama sekali tidak.
tidak ada yang mampu mengalahkan penamu
sangat berarti untuk langkah beberapa orang memulai tulisan sepertiku


Pak, tenanglah
kau terpelihara semesta
kau terjaga oleh hangat tanahnya
kau terlindungi kasih sayang kita semua


Hujan Di Bulan Juni itu, mendapatkan saingannya
karena di bulan Juli pun, kian deras air matanya


kami,
selalu mendoakan kauberjalan sampai surga
Selamat Jalan Sapardi Djoko Darmono, karyamu abadi.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

siapa yang paling terang

tak ada warta, tak ada warna  menjenguk arang yang ditinggalkan apinya  menyapa tanah basah yang kehilangan jejaknya  memanggil hujan dengan...