Yang kau lihat tegak lurus denganku
Adalah kaki yang sama
Saat aku melompati batu
Saat aku memikul kayu
Saat aku bersamamu
Cerminku ini akan retak dan lusuh
Kucari penggantinya yang tidak sepertinya
Maukah kau, duhai sayangku?
Yang memahat tawa merdu
Yang pula menangis pilu
Yang mampu menjadi satu
Dengan suka rela menjadi bayanganku
Maukah kau, duhai sayangku?
Jika kau cermin
Retak pun tetap ku sayang
Lusuh pun akan ku belai
Maukah kau, duhai sayangku?
Hanyalah kau, duhai sayangku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar