Semasa sekarang aku menanti mekarnya kembali
Dari benih yang ku tanam di atas tanah yang ku gali sendiri
Namun tidak juga menyambungi kembali
Dari semua yang ku serahkan
Ia menuntutku untuk pasrah
Ketika alarm berdering siang hari
Baruku mengerti dan bermula kembali
Hidup tidak hanya meminta apa yang sudah tersemai
Setetes aliran jernih milik seluruh dunia
Secuil kekosongan dunia pun aku merasakannya
Karena bersama
Mampukah kita saling menanam benih meskipun sama-sama tak
punya?
Sanggupkah membagi setetes air?
Maukah sama-sama ulung dalam kekeringan?
Kendati tidak lagi puutih
Kendati tidak kunjung pulih
Kendati telah bindam
Selayaknya manusia yang hanya pandai berdoa
Padahal kaki dan tangannya tidak melakukan apa-apa
Tentulah masih manusia dengan kehidupan seenaknya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar