Sabtu, 06 Maret 2021

Cerita di Rumahmu

 

Aku duduk disini, dimana letaknya sudah kau siapkan agar aku menikmatinya senikmat mungkin

Di ambang pintu kau mengatakan bagaimana rumah ini?

Tentu saja baik, karena kau membuatnya dengan kebaikan

Tidakah kau merasakannya sendiri? Kemarilah, rumahmu nyaman. Jangan hanya diambang pintu dan menungguku menjempumu. Aku tamu dirumahmu, seharusnya kau menuntunku kemana aku akan pergi 

Tapi tidak kau lakukan itu. Terlalu percayamu kepadaku, membiarkanku mengelilingi apa yang telah kau bangun dengan susah payah 

Berupa bangun dan kekal 

Tidak perlu lagi penyangkalan kau buat untuk menutup rapat pintu rumah ini

Ku singgahi ya?

Setelah kau mengatakan iya meskipun tak bersuara karena hanya di dalam hati kau berbicara, secara harfiah memang ini miliku 

Tenaga yang sudah kau susahkan seumur kau belum menemuiku itu, yang kau katakana lelah dan letih setiap hari karena percaya selalu dihianati, kau ingat?

Tenagamu terkumpul disini, menjadikan keberanianmu mengundangku kesini

Telah kau beri percayamu untuk ku menjaga rumah ini 

Tak pernah kubiarkan satu waktu pun aku menyia-nyiakan untuk merusak meskipun hanya segores cat dinding rumah ini yang ku hapus 

Tidak, aku akan membiarkan rumah ini tetap utuh dan nyaman dalam pijakan kakiku. Meskipun kakiku penuh tanah dank au membiarkan untuk tidakku membasuhnya. Katamu “sekotor apapun, ini telah menjadi rumahmu, yang menerimamu apa adanya” lalu masuklah aku kesini

Menjadi tidak hanya aku yang menerima rumah ini, tapi ia juga menerimaku 

Mempersilakanku untuk mengukir cerita dari bahan-bahan dasar yang belum ada sebelumnya 

Kutemukan di dalam perjalanan menuju kenyamanan, ku temukan ketika aku merasa akan tinggal lama disini. Ya, aku menyiapkannya. Untuk menikmati cerita bersamamu

Aku, di dalam rumah ini akan memakai tinta mati 

Ya, tinta mati. Yang memang sudah mati, habis, jadi biarkan aku menulis ceritanyya dalam bicara yang tidak akan kehabisan tintanya. Jadi ku bisa menceritakanmu sebanyak-banyaknya ku mau 

Di dalam rumah ini, di dalam perasaan khawatirmu akan menusia-manusia perusak rumah sebelumku. Akan ku tutupi semuanya 

Aku akan membuatmu tenang, dengan cerita-ceritaku yang tak kalah menariknya dengan kesedihanmu kala itu. Percayalah, akan mudah untuk kau lupakan setelah bersamaku. Bahagia-bahagiaku akan tertulis segera dalam pikiranmu, sebelum kau memintanya. 

Kau akan disini, bersama ceritaku. Dan ku akan menempati, rumah pemberianmu. Dengan tangan kanan yang berisi rasa percaya, dan tangan kiri yang siap membantu si kanan siapa tau akan goyah. Kedua pasang telapak tangannya telah yakin dan kuat. Sekalipun terhempas, kembalinya hanya kepada rumah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

siapa yang paling terang

tak ada warta, tak ada warna  menjenguk arang yang ditinggalkan apinya  menyapa tanah basah yang kehilangan jejaknya  memanggil hujan dengan...