Aku duduk disini, dimana letaknya sudah kau siapkan agar aku menikmatinya senikmat mungkin
Di ambang pintu kau mengatakan bagaimana rumah ini?
Tentu saja baik, karena kau membuatnya dengan kebaikan
Tidakah kau merasakannya sendiri? Kemarilah, rumahmu nyaman. Jangan hanya diambang pintu dan menungguku menjempumu. Aku tamu dirumahmu, seharusnya kau menuntunku kemana aku akan pergi
Tapi tidak kau lakukan itu. Terlalu percayamu kepadaku, membiarkanku mengelilingi apa yang telah kau bangun dengan susah payah
Berupa bangun dan kekal
Tidak perlu lagi penyangkalan kau buat untuk menutup rapat pintu rumah ini
Ku singgahi ya?
Setelah kau mengatakan iya meskipun tak bersuara karena hanya di dalam hati kau berbicara, secara harfiah memang ini miliku
Tenaga yang sudah kau susahkan seumur kau belum menemuiku itu, yang kau katakana lelah dan letih setiap hari karena percaya selalu dihianati, kau ingat?
Tenagamu terkumpul disini, menjadikan keberanianmu mengundangku kesini
Telah kau beri percayamu untuk ku menjaga rumah ini
Tak pernah kubiarkan satu waktu pun aku menyia-nyiakan untuk merusak meskipun hanya segores cat dinding rumah ini yang ku hapus
Tidak, aku akan membiarkan rumah ini tetap utuh dan nyaman dalam pijakan kakiku. Meskipun kakiku penuh tanah dank au membiarkan untuk tidakku membasuhnya. Katamu “sekotor apapun, ini telah menjadi rumahmu, yang menerimamu apa adanya” lalu masuklah aku kesini
Menjadi tidak hanya aku yang menerima rumah ini, tapi ia juga menerimaku
Mempersilakanku untuk mengukir cerita dari bahan-bahan dasar yang belum ada sebelumnya
Kutemukan di dalam perjalanan menuju kenyamanan, ku temukan ketika aku merasa akan tinggal lama disini. Ya, aku menyiapkannya. Untuk menikmati cerita bersamamu
Aku, di dalam rumah ini akan memakai tinta mati
Ya, tinta mati. Yang memang sudah mati, habis, jadi biarkan aku menulis ceritanyya dalam bicara yang tidak akan kehabisan tintanya. Jadi ku bisa menceritakanmu sebanyak-banyaknya ku mau
Di dalam rumah ini, di dalam perasaan khawatirmu akan menusia-manusia perusak rumah sebelumku. Akan ku tutupi semuanya
Aku akan membuatmu tenang, dengan cerita-ceritaku yang tak kalah menariknya dengan kesedihanmu kala itu. Percayalah, akan mudah untuk kau lupakan setelah bersamaku. Bahagia-bahagiaku akan tertulis segera dalam pikiranmu, sebelum kau memintanya.
Kau akan disini, bersama ceritaku. Dan ku akan menempati, rumah pemberianmu. Dengan tangan kanan yang berisi rasa percaya, dan tangan kiri yang siap membantu si kanan siapa tau akan goyah. Kedua pasang telapak tangannya telah yakin dan kuat. Sekalipun terhempas, kembalinya hanya kepada rumah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar